Rabu, 10 Agustus 2011

JADILAH NEGARA SEKUTU AMERIKA YANG TAAT

Kesalahan yang paling fatal bagi Rejim Reformasi (SBY-Kapitalis Liberal) adalah persekutuannya dengan Amerika Serikat (USA). USA yang berhasil menumbangkan rejim Orde Baru/Soeharto melalui agen-agennya dan para sekutunya, serta telah berhasil memunculkan kader utamanya (SBY) hingga munuju puncak kekuasaan, Partai Demokrat yang didirikan oleh politikus oportunis berhasil menduduki peringkat teratas dalam pemilu terakhir. USA sangat berkepentingan di Indonesia sejak keberhasilannya memenangkan Perang Dunia II. Mulai sedikit berhasil pada masa Soeharto dengan menghancurkan lawan politik utama mereka Komunis dengan bayaran mahal memasukan Ecxon Mobile dan Freeport serta simbol penjajahan khas kapitalis lainnya di Indonesia. Mempersiapkan agen-agen militer, ekonomi, dan intelektual muslim moderat (dengan menyekolahkan para perwira dan ekonom serta intelektual muslim ke USA). Dan menciptakan basis sistem ekonomi kapitalis (Bursa Efek Jakarta dan Surabaya) pada era 80-an.

Bagi Amerika untuk menjadikan Republik Indonesia sebagai sekutunya tidaklah terlalu sulit. Kebergantungan ekonomi, politik, dan militer sudah terlalu akut. Hingga rejim Soeharto saja yang mencoba menjauh dengan mudah ditumbangkanya. Dan ketika agen-agennya berhasil melakukan penetrasi politik hingga berkuasa, persekutuan itu menjadi lebih transparan lagi.

Setelah kekalahan Komunis di kancah internasional Islam adalah penghalang berikutnya bagi Amerika. Islam adalah sebuah agama yang mewajibkan bagi para penganutnya untuk penguasaan politik dan ekonomi secara makro. Kekhalifahan bagi umat islam adalah keniscayaan. Hal ini menjadi batu sandungan terbesar bagi prinsip internasionalisme-nya Kapitalis. Sosialisme islam yang dibatasi koridor-koridor syariat sangat bertentangan dengan prinsip cosmopolis dalam Liberalisme. Prinsip-prinsip anti-riba dalam Islam tidak akan menemukan titik temu dengan sistem kapitalis yang serba riba. Dan setelah keberhasilan Syi’ah di Iran serta Thaliban di Afganistan maka USA meyakini jika tidak segera dicegah dan diantisipasi Islam akan semakin berat untuk dihadapi.

Persekutuan yang paling penting bagi USA untuk menghadapi Islam adalah persekutuannya dengan Islam itu sendiri. Di Timur Tengah tidak ada satu negarapun yang tidak bersekutu dengan USA. Dan di Afrika hanya Somalia yang gagal dikuasai, sedangkan di Asia, Pakistan dan Indonesialah sekutu yang paling sulit diatasi, karena kronologis sejarah kedua Negara ini adalah sama, bahwa dimasa lalu kekuatan politik Islam sempat mendominasi hingga abad 17. Dan di abad 20, hanya dua Negara inilah dalam sejarah politiknya pernah muncul sebuah Negara Islam sebagai cikal bakal kemunculan Kekhalifahan baru dari Timur.

Kapitalisme di dalam Dunia Islam adalah ibarat bola panas, yang siap menggelinding membakar amarah rakyat (Umat Islam) hingga muncul pertentangan yang memicu konflik vertical (pemberontakan). Munculnya kelas borjuis (orang kaya dzalim dan birokrat korup) dalam sistem kapitalis merupakan pemicu ketidak adilan ekonomi dan hukum yang justru bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam. Dan Indonesia yang Umat Islam-nya fanatik (tidak sekuler seperti di eropa timur) akan merespon negatif kondisi tersebut.

Dari sudut Politik, USA yang sedang berperang dengan Islam di Afganistan, Irak, dan Somalia akan menyeret penguasa Republik didalam perang global melawan kekuatan Islam yang mulai menguat di Indonesia. Umat Islam akan terbelah dalam keberfihakan yang akan memicu konflik horizontal sesama umat yang teradu domba. Sedangkan Republik akan menjadi sasaran dan target perang bagi para mujahidin yang telah lama memerangi USA di berbagai belahan dunia.

Dampak persekutuan dengan USA yang berakibat suburnya praktek kapitalisme di Indonesia akan mengakibatkan dukungan rakyat (umat islam) terhadap Republik akan semakin melemah hingga memunculkan sikap apatis terhadap politik yang merupakan titik awal dari pelepasan dukungan dan loyalitas politis. Sikap apatis rakyat juga dipicu oleh dampak sosial dari sistem kapitalis yang memunculkan karakter-karakter individualistik. Jika satu kebijakan saja dirasakan tidak adil, maka hal itu cukup untuk memicu pertentangan dan pemberontakan terhadap penguasa. Dan riak-riak dari kasus tanah, penggusuran lahan rakyat, terorisme, carut-marut pilkada, meningkatnya kriminalitas, kemiskinan masal bertambah, ketidak adilan hukum bagi rakyat, sudah cukup menjadi bukti bahwa kehancuran secara totalitas akan semakin dekat. Dan puncaknya adalah pemberontakan Umat Islam atas persekutuan politik dan militer Republik dengan USA sebagai pengkhianatan terbesar terhadap Umat Islam Bangsa Indonesia karena pada dasarnya mereka merupakan bagian dari Umat Islam dunia yang sedang dalam penindasan USA. Dan Republik Indonesia suatu saat nanti akhirnya hanya tinggal Negara yang terkubur dalam sejarah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar