Kamis, 11 Agustus 2011

FILASAFAT GERAKAN (Pendidikan)

Manusia harus mempunyai pedoman, agar hidupnya terarah. Agar tidak goyah menghadapi rintangan-rintangan yang dihadapi dalam proses perjalanan hidup. Oleh karena itu setiap aktifitas hidup pun perlu dibimbing oleh pedoman atau teori yang ada.


Dunia pergerakan sebagai sebuah profesi revolusioner yang telah atau sedang dan yang akan kita geluti untuk membebaskan rakyat dari penindasan dan penghisapan kaum penindas pun memerlukan panduan berupa logika berpikir, tentunya logika berpikir yang sudah teruji keampuhannya dalam merontokan sistem penindasan. Adagium Rusia berkata:
" Tidak ada gerakan revolusioner tanpa teori revolusioner “, adalah benar tentunya.

Persoalan logika berpikir adalah masalah hubungan antara pikiran dan keadaan,  atau antara ide (pikiran) dengan materi. Antara mana yang lebih dahulu (primer) dan sekunder antara ide dan materi? Dengan logika berpikir maka kita akan bisa memilah persoalan, membuat prioritas-prrioritas tentang hal-hal yang mendesak yang harus dilakukan seorang aktivis gerakan untuk perubahan.

Jawaban atas pertanyaan ini membagi dua aliran filsafat yaitu: Idealisme dan Materialisme.

Idealisme memandang bahwa ide lebih dahulu (primer), kemudian disusul oleh materi (sekunder).

Materialisme memandang sebaliknya. Materi dahulu (primer), baru melahirkan ide (sekunder)
IDEALISME

Filsafat idealisme terbagi menjadi dua sebagai  berikut :

Idealisme Obyektif yaitu idealisme yang memandang bahwa terdapat ide yang berada di luar eksistensi manusia dan alam semesta. Semua yang material adalah hasil karya ide yang berada di luar manusia. Segala fenomena alam maupun fenomena sosial adalah hasil rekayasa ide obyektif tersebut. Hegel menyebut ide di luar manusia itu sebagai “ide Absolut” yang tidak terbatas pada/oleh ruang/tempat atau waktu. Jadi bersifat kekal immanen.  Dalam kehidupan sehari-hari pemikiran Idealisme Obyektif mengambil bentuk penumpuan segala sesuatu kepada apa yang disebut dengan tuhan, dewa, dan kekuatan- kekuatan ghaib lainnya. Logika Mistik adalah salah satu bentuk filsafat Idealisme Obyektif.

Idealisme Subyektif yaitu idealisme yang memandang bahwa dunia materi adalah sensasi-sensasi manusia, sedangkan pikiran dan perasaan adalah satu-satunya zat (substansi) yang riil. Orang yang selalu menumpukan harapan-harapan kepada ide manusia adalah contoh orang yang idealis subyektif.

Idealisme Obyektif menyangkal adanya dunia materil yang obyektif dan mengakui dunia yang riil hanya dalam sensasi  manusia.



MATERIALISME

Filsafat materialisme memandang bahwa materi lebih dahulu ada (primer) sedangkan ide atau pikiran adalah sekunder. Dengan kata lain materialisme mengakui bahwa materi menentukan ide, bukan  ide menentukan materi.

Contoh : Karena meja atau kursi secara obyektif ada maka orang berpikir tentang meja dan kursi. Bisakah seseorang memikirkan meja atau kursi sebelum benda yang terbentuk meja dan kursi belum atau tidak ada.



Filsafat Materialisme terbagi menjadi 4 (empat) :

a. Materialisme Primitif

Faham materialisme yang berkembang pada zaman Yunani Kuno kira-kira 600 tahun sebelum masehi. Secara ilmiah masih sederhana tetapi merupakan cikal bakal dari paham materialisme. Materialisme primitif  inilah berperan  dalam perkembangan paham Materialisme selanjutnya.



b. Materialisme Mekanik 

Materialisme mekanik memandang bahwa setiap gejala bagaikan mesin segala macam gerak dipandang hanya sebagai gerak mekanik yaitu pergeseran tempat dan perubahan jumlah saja tanpa perubahan secara kualitatif. Seperti gerak pada putaran rantai sepeda.



c. Materialisme  Metafisik

Materialisme metafisik  memandang bahwa  :

gejala alam sebagai suatu yang kebetulan saja.

tidak ada saling hubungan  antara  materi  (materi terpisah- pisah).

gejala alam adalah  diam,  tidak bergerak, berhenti, statis, mati dan tidak berubah-ubah.

Proses  perkembangan  materi sebagai proses sederhana, tidak ada perubahan kuantitatif ke perubahan kualitatif.



d. Materialisme Dialektika (Dialectica Materialism--DIAMAT)

Matrialisme Dialektika adalah materialisme yang memandang segala sesuatu selalu berkembang sesuai dengan hukum-hukum  dialektika. Hukum Dialektika: Hukum tentang saling hubungan dan perkembangan gejala-gejala yang berlaku secara obyektif di dalam dunia semesta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar